I. MONDE
Padas zaman dahulu hiduplah seorang ibu bersama anak lelakinya, yang bernama Monde. Monde seorang bocang berusia sekitar 8 tahun, namun ia sangat pemberani. Mereka hidup di sebuah hutan yang banyak uwoknya[1]. Pekerjaan ibu Monde sehari-hari berladang sedangkan Monde setiap hari selalu ke hutan belantara memasang tokur[2].
Suatu hari Monde berpamitan kepada ibunya, ia ingin melihat tokurnya, “Ibu, Monde ingin ke hutan, melihat tokur, semoga mendapat hewan yang bias kita makan. Monde melihat persediaan lauk kita sudah habis”. “Pergilah nak! Tetapi ingat,, berhati-hatilah, jangan sampai bertemu dengan uwok walo[3].
Ketika keluar dari rumah tiba-tiba kucing Monde yang bernama montir bersin-bersin. Monde bimbang. Menurut kepercayaan, apabila kita akan pergi ke hutan, seekor kucing bersin-bersin di hadapan kita, itu pertanda firasat buruk. Monde ragu, tidak pergi maka tidak punya laku. Pergi ke hutan, namun hal buruk pasti terjadi. Akhirnya, Monde tetap pergi dengan membawa isau[4]. Ia melihat tokur-tokurnya ada beberapa ekor bosink[5] terperangkap di dalamnya, ia mengambil bosink-bosink tersebut lalu pulang.
“Malang tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih” demikianlah kata pepatah, di tengah perjalanan pulang, Monde berjumpa dengan uwok walo. Mereka menangkapnya untuk dijadikan santapan mereka. Monde mencari akal untuk bias lolos dari uwok walo.
“Aduh uwok, kakiku ini pegal, aku tidak bisa berjalan lagi, bagaimana kalau kalian gendong saya dalam anok[6] yang kalian pikul itu? “Baiklah, saya setuju” sahut para uwok. Uwok yang paling tua memikul terlebih dahulu kemudian bergantian hingga yang paling muda. Adapun uwok ini berjalan dengan cara berbaris, yang sulung paling depan dan yang bungsu jalan paling akhir. Maklumlah, jalan yang ditempuh adalah jalan setapak. Di dalam anok, Monde tidak berdiam diri saja. Ia merobek bagian bawah anok dengan isaunya, sambil merobek anok, Monde berijog[7].”
Gis dolig montir bonan
Bayag Monde kintaq tokur
Tokur konaq bosink so’ong
Bosink so’ong ayamnt Monde
Monde dolig ayamnt uwok [8]
“Wah, bagus-bagus! Bagus sekali rijog[9]itu. Ayo, ulangi lagi! Kami suka mendengarnya.” Kata para uwok penuh semangat. Para uwok senang mendengar rijog. Mereka sepakat tidak memakan Monde, namun memeliharanya untuk dijadikan pengerijog[10] bagi para uwok.
Monde dipikul secara bergantian, Monde terus berijog sambil ia merobek atau memotong anok. Ketika dipikul oleh uwok yang bungsu, anok telah selesai dipotong bagian bawahnya. Selesai berijog, Monde turun dari anok dan bersembunyi. Sesampai di rumah, para uwok bermaksud mengurung Monde, namun apa yang didapat, anok robek, Monde tiada. Para uwok saling menyalahkan, mereka bertengkar dan akhirnya saling membunuh. Uwok walo mati semua, Monde selamat. Ia pulang dan membawa ibunya menempati rumah uwok. Uwok walo meninggalkan emas, perak, padi, lading dan hewan ternak yang sangat banyak. Monde dan ibunyalah yang akhirnya menjadi pemilik harta benda tersebut dan mereka hidup berbahagia.
[1] Uwok = hantu berwujud manusia
[2] Tokur = bubu kecil di daratan
[3] Uwok walo = hantu delapan
[4] Isau = pisau raut
[5] Bosink = tupai
[6] Anok = bakul tempat pikul padi
[7] Berijog = bernyanyi,
[8] Gis dolig montir bonan, Bayag Monde kintaq tokur, Tokur konaq bosink so’ong, Bosink so’ong ayamnt Monde, Monde dolig ayamnt uwok (lagu daerah Dayak Benuaq) artinya Lagi-lagi montir bersin, Waktu Monde lihat bubu, Bubu dapat tupai jantan,Tupai jantan mainan Monde, Monde lagi di tangkap hantu.
[9] Rijog = nyanyian suku Dayak Benuaq
[10] Pengerijog = penyanyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar